Parasit yang satu ini hidup di dalam mulut ikan dan lebih sering
disebut sebagai 'kutu lidah ikan'. Parasit krustasea dari keluarga
Cymothoidae ini masuk ke dalam lidah ikan melalui insang saat ikan
menarik air dan kemudian menempel di dasar lidah ikan.
Setelah itu, kutu-kutu ini akan mengekstrak darah melalui cakar depannya dan menyebabkan lidah ikan mengalami atrofi karena kekurangan darah. Kemudian kutu ini akan menggantikan lidah ikan dengan tubuhnya sendiri ke otot-otot di stub lidah ikan. Dalam hal ini, kutu lidah ikan tidak berbahaya bagi manusia kecuali manusia mengambilnya hidup-hidup karena mereka dapat menggigit.
2. Loa Loa, Cacing Mata Afrika
Loa Loa biasanya disebut juga sebagai cacing mata. Parasit ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan lalat rusa dan mengeksplorasi tubuh inangnya, tersembunyi di balik kulit bertahun-tahun sampai suatu saat orang yang dihinggapi merasakan sesuatu yang aneh pada matanya.
Cacing ini akan muncul di permukaan bawah bola mata. Kebanyakan cacing ini dapat ditemui di daerah Afrika dan India. Gejalanya sendiri dapat berupa gatal-gatal, nyeri sendi, bahkan kematian
Setelah itu, kutu-kutu ini akan mengekstrak darah melalui cakar depannya dan menyebabkan lidah ikan mengalami atrofi karena kekurangan darah. Kemudian kutu ini akan menggantikan lidah ikan dengan tubuhnya sendiri ke otot-otot di stub lidah ikan. Dalam hal ini, kutu lidah ikan tidak berbahaya bagi manusia kecuali manusia mengambilnya hidup-hidup karena mereka dapat menggigit.
2. Loa Loa, Cacing Mata Afrika
Loa Loa biasanya disebut juga sebagai cacing mata. Parasit ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan lalat rusa dan mengeksplorasi tubuh inangnya, tersembunyi di balik kulit bertahun-tahun sampai suatu saat orang yang dihinggapi merasakan sesuatu yang aneh pada matanya.
Cacing ini akan muncul di permukaan bawah bola mata. Kebanyakan cacing ini dapat ditemui di daerah Afrika dan India. Gejalanya sendiri dapat berupa gatal-gatal, nyeri sendi, bahkan kematian
3. Dracunculus Medinensis, Cacing Guinea
Dikenal sebagai cacing Guinea, parasit yang satu ini adalah salah
satu yang tertua sebagai parasit manusia yan telah didokumentasikan.
Dokumentasi tulisannya dapat kita temukan hingga sejauh abad 2 SM yang
ditulis oleh penulis sejarah Yunani. Parasit ini sendiri banyak
mempengaruhi manusia, anjing, kucing, kuda, sapi, dan hewan lainnya,
terutama di Afrika dan Asia.
Cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui air yang diminum yang terkontaminasi dengan copepoda (kutu air) penuh dengan larva cacing guinea. Sekitar setahun kemudian, cacing ini menciptakan efek melepuh di kulit biasanya di kaki. Luka melepuh ini menyebabkan sensasi terbakar yang sangat menyakitkan.
Cacing ini masuk ke dalam tubuh melalui air yang diminum yang terkontaminasi dengan copepoda (kutu air) penuh dengan larva cacing guinea. Sekitar setahun kemudian, cacing ini menciptakan efek melepuh di kulit biasanya di kaki. Luka melepuh ini menyebabkan sensasi terbakar yang sangat menyakitkan.
4. Filarial Worms, Penyebab Kaki Gajah dan Kebutaan
Cacing Filarial dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui
arthropoda pemakan darah (terutama lalat hitam dan nyamuk). Cacing ini
berbentuk bulat, dan parasit ini lebih dikenal sebagai penyebab kaki
gajah, yaitu sebuah edema penebalan kulit dan jaringan di bawahnya.
Tetapi cacing ini juga dapat masuk ke mata dan menyebabkan penyakit yang
disebut river blindness atau onchocerciasis.
Cacing ini banyak berdampak pada manusia, sapi, domba, anjing. Sebuah kampanye untuk menghilangkannya tahun 2020 telah mencegah lebih dari 6,6 juta kasus filariasis baru dan menghentikan perkembangan penyakit di lain 9,5 juta orang.
Sebagai ulat yang belum menjadi kupu-kupu, parasit ini mencuri sumber gizi dari spesies semut yang dikenal sebagai Camponotus japonicas. Mereka pertama kali memasuki sarang semut dan memperoleh pengasuhan dari semut pekerja melalui bahan kimia hasil sekresi. Ulat tersebut akan terus diberi makan oleh semut di sarangnya sampai ulat menjadi pupa.
Cacing ini banyak berdampak pada manusia, sapi, domba, anjing. Sebuah kampanye untuk menghilangkannya tahun 2020 telah mencegah lebih dari 6,6 juta kasus filariasis baru dan menghentikan perkembangan penyakit di lain 9,5 juta orang.
5. Ophiocordyceps Unilateralis, Mengubah Semut Menjadi Zombie
Semut yang terinfeksi parasit ini dikenal sebagai 'semut zombie'. Seperti film horor, jamur parasitoidal ini menginfeksi semut dan mengubah perilakunya.
Semut akan jatuh dari pohon di mana ia biasanya tinggal, memanjat pada batang tanaman, menjepit rahang mereka pada daun dan mati di sana. Sementara itu, jamur tersebut akan mengonsumsi jaringan semut dan tumbuh, kemudian melepaskan sporanya.
Salah satu inspirasi utama dari adegan kelahiran pada film Alien (1979) ternyata diambil dari salah satu proses parasit embrio tawon. Dengan disuntikkan ke dalam ulat oleh ibu mereka, embrio telur tawon yang terbungkus berkembang selama sekitar 14 hari.
Kemudian, dalam serangan biologis yang unik dalam dunia hewan, embrio sederhana menggunakan virus dalam DNA mereka untuk melumpuhkan 'tuan rumahnya'. Mereka akan menggigit tubuh sebagai jalan keluar dari ulat dan mulai berputar. Sebagai hasilnya, ulat akan terluka, otaknya kacau oleh virus, kemudian membangun pertahanan terhadap predator sampai mereka benar-benar keluar.
7. Niphanda Fusca, Memanfaatkan SemutSemut yang terinfeksi parasit ini dikenal sebagai 'semut zombie'. Seperti film horor, jamur parasitoidal ini menginfeksi semut dan mengubah perilakunya.
Semut akan jatuh dari pohon di mana ia biasanya tinggal, memanjat pada batang tanaman, menjepit rahang mereka pada daun dan mati di sana. Sementara itu, jamur tersebut akan mengonsumsi jaringan semut dan tumbuh, kemudian melepaskan sporanya.
6. Cotesia Glomerata, Hidup dan Lahir di Tubuh Inangnya
Salah satu inspirasi utama dari adegan kelahiran pada film Alien (1979) ternyata diambil dari salah satu proses parasit embrio tawon. Dengan disuntikkan ke dalam ulat oleh ibu mereka, embrio telur tawon yang terbungkus berkembang selama sekitar 14 hari.
Kemudian, dalam serangan biologis yang unik dalam dunia hewan, embrio sederhana menggunakan virus dalam DNA mereka untuk melumpuhkan 'tuan rumahnya'. Mereka akan menggigit tubuh sebagai jalan keluar dari ulat dan mulai berputar. Sebagai hasilnya, ulat akan terluka, otaknya kacau oleh virus, kemudian membangun pertahanan terhadap predator sampai mereka benar-benar keluar.
Sebagai ulat yang belum menjadi kupu-kupu, parasit ini mencuri sumber gizi dari spesies semut yang dikenal sebagai Camponotus japonicas. Mereka pertama kali memasuki sarang semut dan memperoleh pengasuhan dari semut pekerja melalui bahan kimia hasil sekresi. Ulat tersebut akan terus diberi makan oleh semut di sarangnya sampai ulat menjadi pupa.
Sumber: health.detik.com
7 Informasi seputar info menarik & Seputar kumpulan misteri di dunia
Baca juga: